Kamis, 10 September 2009

'Tangisan' lapisan Es Norwegia

http://www.kompas.com/data/photo/2009/09/03/1417312p.jpg

Apa yang kamu fikirkan ketika melihat gambar di atas??

Jika dilihat sekilas gletser itu seperti gletser lainnya di kutub utara. Namun lihat dan amatilah! sebuah wajah terlukis pada dinding es yang meleleh, yang tampak sedang menangis dan mengalirkan sungai air mata.

Kenaikan muka laut yang disebabkan es yang meleleh merupakan salah satu dampak dari pemanasan global. Para ahli telah mengingatkan bahwa negara-negara yang berada di dataran rendah akan berada di bawah permukaan air. Gambar es yang menangis itu diambil seorang fotografer angkatan laut dan dosen lingkungan hidup Michael Nolan dalam sebuah pelayaran tahunan untuk mengamati gletser tersebut dan kehidupan liar di sekitarnya.

Jon Ove Hagen, seorang ahli gletser yang juga anggota Jawatan Monitoring Gletser Dunia dan profesor geosains di Universitas Oslo, Norwegia, telah memberikan konfirmasi bahwa lapisan es terus menerus menyusut sebanyak 160 kaki setiap tahun selama beberapa dekade. Ia mempelajari lapisan es Austfonna sejak tahun 1988. Austfonna merupakan kawasan lapisan es terbesar di Norwegia, tepatnya di Pulau Nordaustlandet di Kepulauan Svalbard.

Austfonna memiliki luas sekitar 3.000 mil persegi dan sejauh ini merupakan lapisan es terbesar di Svalbard dan salah satu yang terbesar di Arctic. Ia menjelaskan, penyusutan permukaan gletser di Austfonna dalam 12 tahun rata-rata mencapai 160 kaki per tahun. Geometri kawasan es itu, sedang berubah. Bagian depannya terus mundur, bagian bawahnya menjadi lebih tipis, dengan tingkat penipisan 3 kaki per tahun, sementara bagian dalamnya menebal sekitar 1,6 kaki per tahun. Lapisan itu, berkurang sekitar 1,6 kubik mil es setiap tahun. Austfonna merupakan area lapisan es terbesar kedua di Eropa setelah Vatnajvkull di Islandia.

(kompas.com)

Rabu, 09 September 2009

Apa itu Earth Hour?

http://keetsa.com/blog/wp-content/uploads/2009/03/earthhour09-ed01.jpg

Pada 31 Maret 2007, 35 negara, 26 kota besar, 370 kota dan lebih dari 10 juta orang bergerak dalam satu keselarasan. Apa itu?

Hari itu, tepatnya pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Mereka semua memadamkan lampunya, aksi ini menjadi kegiatan global yang dinamakan ‘Earth Hour’.
Earth Hour dimulai pada tahun 2007 berawal dari pertanyaan sederhana, bagaimana caranya menginspirasi orang untuk mengambil sebuah langkah nyata dalam masalah perubahan iklim? Mintalah penduduk Sidney untuk memadamkan lampunya selama satu jam. Dan final nya pada tanggal 31 Maret 2007, 2.2 juta penduduk dan 2100 pebisnis di Sydney turut ambil bagian dalam aksi tersebut. Jika reduksi efek rumah kaca yang dicapai Sydney selama Earth Hour bisa bertahan selama satu tahun, maka itu akan sama dengan meniadakan 48.616 mobil dari jalan selama setahun. Wow!

Di Indonesia, ajakan dari pemerintah DKI Jakarta dikumandangkan lewat kilasan berita di Metro TV untuk turut ambil bagian dalam Earth Hour. Langit terlihat indah dalam taburan bintang dan setidaknya walau sejenak, Bumi bisa bernapas lega!

Titik Balik Global Warming !

Taukah kamu tentang film The Day After Tomorrow?

The Day After Tomorrow merupakan film keluaran tahun 2004 oleh 20th Century Fox. Film besutan sutradara Roland Emmerich ini bercerita tentang dampak Pemanasan Global yang mencapai titik baliknya. Jika pemanasan global mencapai suatu titik puncak maka keadaan akan membalik ke pendinginan global.

Film The Day After Tomorrow yang bergenre Scientific-Fiction ini dibuka dengan pemandangan laut kutub utara yang dengan bongkahan es yang tersebar. Bongkahan kecil dan besar yang membentuk daratan es. Pembukaan film ini menyerupai keadaan pada penemuan Aang dalam film Avatar The Legend of Aang oleh Katara dan Sokka yang merupakan warga suku air selatan.

Di Film ini diceritakan, terjadi Badai yang tidak pernah diprediksikan oleh badan meteorologi setempat, yang melanda kawasan Amerika, Asia, dan Eropa. Badai ini sangat besar dan cepat bergerak serta membentuk tornado yang juga besar, menghancurkan segala benda yang dilewatinya. Badai ini pun mengakibatkan pergerakan gelombang air laut yang tidak wajar yaitu berupa tsunami yang menghantam seluruh daratan. Kawasan Amerika, Asia dan Eropa, dalam beberapa jam menyatu dan membentuk badan besar.

The Day After Tomorrow Poster - Click to View Extra Large Image

Penurunan suhu drastis menyebabkan air laut yang telah naik ke daratan membeku secara cepat. Penurunan akan semakin cepat jika kawasan tersebut dilewati oleh Storm Eye (pusat badai). Pusat badai tidak menimbulkan angin sedikitpun, diam dan tidak ada pergerakan angin. Tetapi pusat badai inilah yang sangat membahayakan. Digambarkan pusat badai ini membekukan apapun yang berada di dalamnya.

Pada akhir film, digambarkan setengah bumi dari utara sampai ke dekat garis ekuator telah tertutup salju. Hal ini menggambarkan dampak drastis pemanasan global, bahwa ujungnya adalah pendinginan global (Global Cooling) yang membuat kita kembali ke Zaman Es (Ice Age).

The Day After Tomorrow Poster

Benarkah cerita yang ada di film ini, bahwa Pemanasan Global akan mencapai titik baliknya menjadi Pendinginan Global?

Murah, Meriah, Sehat !

Pernahkah kalian mendengar istilah Bike To Work?

http://jedsundwall.com/wp-content/uploads/2008/05/bike-to-work.jpg

Yipii..!! Bike To Work ialah Bersepeda ke Tempat Kerja . Bike To Work baru-baru ini sudah dilakukan di Jakarta, mereka menggunakan sepeda sebagai alat transportasi menggantikan mobil dan motor. Kendaraan alternatif ini sangat menguntungkan bagi penggunanya dan juga bagi lingkungan. Transportasi ini juga sangan irit karena penggunanya tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli bensin layaknya Motor atau Mobil, ataupun biaya untuk perawatan khusus.

1. Bike to Work adalah berolahraga.

Dengan bersepeda otomatis sistem tubuh bekerja optimal. Bersepeda secara rutin juga dapat merangsang kerja jantung, melancarkan sirkulasi darah, melancarkan aliran oksigen ke paru-paru dan otak, mengurangi timbunan lemak, dan juga mengencangkan otot. Tidak seperti olahraga lain yang butuh waktu khusus untuk mengerjakannya, olahraga bersepeda dapat dilakukan sambil pergi ke kantor.

2. Bike to Work adalah hidup sehat.

Dengan berolahraga bersepeda sudah barang tentu membuat hidup sehat. Bersepeda juga bisa mengurangi stress. Tetapi bukankah bila bersepeda di jalanan kita menghirup berbagai polusi udara? Ya tentu saja hal itu tidak dapat dihindari. Namun pengendara sepeda lebih mampu bertahan dari polusi karena kegiatan fisik bersepeda membuat sistem kekebalan tubuh meningkat. Bila kita tetap khawatir dengan bersepeda kita bisa menggunaka masker untuk mengurangi polusi yang masuk ke tubuh.

3. Bike to Work adalah berhemat.

Ya, hemat ongkos, hemat BBM, & hemat biaya perawatan kendaraan. Tapi kan bersepeda melelahkan? Yup, olahraga lainnya juga awalnya pasti melelahkan tapi jika sudah terbiasa itu akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Yang terpenting selalu sediakan air minum yang cukup agar tidak terkena dehidrasi. Lebih baik air mineral karena lebih murah dan lebih sehat. Air minum sangat diperlukan sebagai bahan bakar tubuh.

4. Bike to Work is FUN

Rata Kiri

http://blog.sierratradingpost.com/wp-content/uploads/2009/05/bike_to_work.jpg
pebisnis masa depan
Ada kepuasan tersendiri bisa meliuk-liuk di padatnya lalu lintas. Apalagi kita dapat menambah teman dengan pengguna Bike To Work lainnya. Kita juga bisa menjadi pusat perhatian di jalanan, karena hal tersebut masih asing di mata masyarakat Indonesia. Waw! Asyik juga kan? Tapi disamping itu kita juga perlu memperhatikan standar keamanan bersepeda, agar kita tetap aman saat berkendara!

Selasa, 08 September 2009

Lakukan dari yang terkecil !!

Wohooho! Berbagai dunia di belahan Bumi ini telah merasakan effek dari global warming. Keadaan ini diperparah dengan kurangnya kesadaran masyarakat. Apalagi negara kita, Indonesia, menjadi penghasil terbesar ke tiga penyumbang gas rumah kaca. Apakah kita sebagai masyarakat tidak malu? Padahal dibandingkan dengan negara maju lainnya Indonesia tidak terlalu menonjol dalam bidang industri. Lalu, mengapa ?
Padahal untuk pencegahan global warming kita dapat memulainya dari hal-hal kecil, seperti berjalan kaki untuk jarak yang kurang dari 1 Km. Jika kita tidak bertindak mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, menyusul 10 tahun kemudian hutan Kalimantan, dan 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, generasi penerus kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.

Nah, berikut ini ada beberapa tips yang bisa kalian lakukan untuk membantu mengurangi effek global warming :

1. Matikan listrik jika tidak diperlukan (walaupun listrik tidak menghasilkan gas emisi, namun pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil yang termasuk penyumbang besar gas emisi)

2. Bike to work.. yep cara ini sudah dilakukan oleh sebagian warga Jakarta. Cara ini terbukti ampuh karena selain menyehatkan kita juga ikut berpartisipasi dalam mengurangi polusi yang menjadi sumber meningkatnya pemanasan global.

3. Tanam pohon di lingkungan sekitar, dengan menanam tanaman di pot-pot kecil juga dapat membantu mengurangi pemanasan global. Tanaman-tanaman tersebut dapat menyaring karbon dioksida dan mengolahnya menjadi oksigen.

Mungkin terlihat sepele, namun sebenarnya ketiga hal di atas sangat berperan dalam menjaga kestabilan suhu di Bumi kita ini. Mulailah dari hal kecil dan semua itu akan tercapai !

So, tunggu apalagi? Do it from now, Friend!

Apa dampak dari Global Warming?

Dampak Terhadap Lingkungan
Melelehnya Es di sebagian daerah.

http://www.iccphiladelphia.org/Pic%20Global3.jpg

Pada dua tahun terakhir ini, di wilayah Arktik Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas sepuluh kali pulau Jawa. Hampir dalam 20 tahun terakhir ini wilayah Arktik mengalami pengurangan es secara terus-menerus, dan mencapai angka 40%. Kenaikan suhu membuat musim panas semakin menyengat dan membuat semakin cepatnya pelelehan es di Arktik. Terus mencairnya lapisan es Kutub Utara dalam 4 tahun terakhir membuat Benua arktik menyusut hingga ke ukuran yang terkecil dalam seabad terakhir. Jika hal ini terus terjadi, sebelum berakhirnya abad ke 21 Kutub Utara akan mengalami musim panas yang sepenuhnya tanpa es.

Perubahan Iklim dan Cuaca

Iklim adalah hasil dari proses interaksi fisik dan kimiafisik dengan parameter-parameter seperti: suhu, angin, kelembaban, dan pola curah hujan.
Daerah yang berada pada posisi sekitar 23,5o lintang utara - 23,5o lintang selatan merupakan daerah tropis yang mempunyai konsentrasi energi surya yang surplus dari radiasi matahari setiap tahunnya. Dampak yang paling dekat dari pemanasan global adalah keadaan iklim dan cuaca yang ekstrim. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan antara satu tempat dengan yang lainnya dalam waktu relatif singkat.
Komposisi gas rumah kaca juga menjadi salah satu penyebab iklim tidak stabil, karena panas yang dipantulakan kembali oleh permukaan bumi tidak dapat lepas ke luar angkasa terhalang oleh gas-gas di atmosfer dan membuat panas terperangkap di dalam bumi yang memicu naiknya suhu maka terjadilah pemanasan global.

Punahnya Berbagai macam Fauna dan Flora

http://diary.drtomato.org/wp-content/uploads/2007/10/orchidlowreso6.PNG

http://www.ibujempol.com/wp-content/uploads/2009/07/komodo-dragon-komodo-national-park.jpg


Bila terjadi kenaikan suhu global rata-rata sebesar 1,5o C -2,5o C, maka 20%-30% spesies tanaman dan hewab akah punah. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena konsentrasi gas C02 yang berlebihan mengancam habitat berbagai macam spesies hewan dan tanaman. Peningkatan suhu juga mempengaruhi pada penyebaran dan reproduksi ikan.
Hewan dan tumbuhan menjadi mahluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global karena kemapuan adaptasinya yang lemah. Spesies khas hutan tropis Indonesia tidak mampu bertahan jika kenaikan suhu mencapai lebih dari 0,50C.

Degradasi Tanah

http://tnr-soilhealthservices.com/yahoo_site_admin/assets/images/cracky_soil.344204433_std.jpg


Degradasi tanah sulit dihindari jika pemanasan terus terjadi. Degradasi tanah kemudian akan menimbulkan kawasan/areal tanah yang tidak mampu menumbuhkan organisme, kemudian berubah menjadi gurun. Hal ini terjadi karena tidak seimbangnya aspek input dan ouput. Input berkaitan dengan perbaikan tanah atau penyuburan dan pemupukan, sedangkan output dikaitkan dengan serapan hara oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara oleh erosi. Degradasi sering terjadi pada tanah-tanah terlantar dan ditunjukkan dengan gejala pertumbuhan tanaman yang kurang baik.

Kenaikan Muka Air Laut

http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/05/mukalaut2.jpg

Kecenderungan global kenaikan permukaan laut sekitar 1,8 mm/tahun. Penyebab utama yang sangat diperhitungkan adalah ekspansi termal dari lapisan permukaan laut dan mencairnya glacier. Pemanasan global juga mencairkan lapisan es di kutub, terutama Greenland yang menyebabkan volume air laut meningkat. Tinggi muka laut selama abad 20 telah meningkat 10-25 cm (4-10 inchi) dan diprediksi oleh para ilmuwan IPCC akan terus meningkat 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad 21.
Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6% Belanda dan 17,5% Bangladesh.

Timbulnya berbagai macam Penyakit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5sONkwg0lC-d97pZmwCOjNoXt14XyUMSuCvM5OxNCjvukdMnRywtSmA6kr6jMBw21ZiU37SLHdaw6Tgc2QquwfEa1Gw9QeOM67HG14TI_SGyYXQU803jE8zHG0RTovbaE9864J8hAWPhk/s320/diabetes-pancreas.gif

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, dll.

Dampak Terhadap Sosial & Ekonomi

Perekonomian

Nilai kerugian materi secara eksak akibat pemanasan global belum dapat ditentukan, karena banyaknya rentetan bencana yang timbuk, dimana disetiap bencana memiliki tingkat kerugian berbeda. Emisi gas Rumah Kaca tidak bisa dilepaskan dari aktivitas ekonomi. Data yang diungkapkan Bank Dunia, emsis karbondikosida (C02) sangat berperan besar dalam menopang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Gangguan Produktivitas Pertanian dan Perimbangan Pangan

Iklim mempengaruhi produksi pangan, oleh karena itu penerapan klimatologi pada pertanian sangat penting mengingat setiap jenis tanaman pada setiap tingkat pertumbuhan memerlukan kondisi iklim yang berbeda. Perubahan iklim dapat mengurangi kesuburan tanah sebesar 2%-8% yang menghasilkan pengurangan proyeksi hasil beras. Perubahan iklim yang berlangsung selama ini terbukti telah berpengaruh langsung pada sektor pertanian, misalnya antara tahun 1980-1990 rata-rata turun 300.000 ton per tahun.

Gangguan Transportasi

Perubahan cuaca merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keselamatan transportasi, khusunya transportasi udara dan laut. Unsur-unsur cuaca yang menentukan dalam transportasi adalah :

  • Kabut
  • Awan
  • Jarak Penglihatan
  • Turbulensi udara
  • Arah dan Kecepatan Angin

Perubahan Fungsi Lahan

Pemanfaatan ruang yang tidak mengindahkan Rencana Tata Ruang dan Ekosistem pada gilirannya akan berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.


Waw, ternyata efek yang dihasilkan dari global warming dapat mengancam kelangsungan kehidupan di Bumi! Perlu penangan serius untuk mencegah dan membuat bumi kita ini menjadi hunian yang benar-benar aman untuk kita tinggali

Senin, 07 September 2009

Apa yang menyebabkan terjadinya Global Warming??

Penghasil terbesar global warming adalah negara industri seperti Amerika, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China. Global warming ini dapat terjadi karena perilaku konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara tersebut yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara lain yang kebanyakan adalah negara berkembang.

Secara umum penyebab terjadinya pemanasan global ada 2 yaitu: produksi Gas-gas Rumah kaca yang melampaui ambang batas dan perusakan ekosistem.

1. Gas Rumah Kaca :
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari kegiatan manusia. Namun, sebagian besar GRK berasal dari gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai "hasil sampingan" dari aktifitas manusia.

Sumber-sumber emisi karbondioksida dan karbonmonoksida secara global dihasilka dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara dengan komposisi sebagai berikut :
- 36% dari industri energi seperti pembangkit listrik/kilang dan lain-lain.
- 27% dari sektor transportasi
- 21% dari sektor industri
- 15% dari sektor rumah tangga & jasa
- 1 % dari sektor lain.

2. Perusakan Ekosistem
Sesuai data FAO badan dunia yang menangani masalah pangan dan pertanian, laju penghancuran hutan di Indonesia (2000-2005) merupakan yang tercepat di dunia. Wohoo!
Setiap tahun rata-rata 1,871 juta hektar atau sekitar 2% dari luas hutan yang tersisa 88,495 juta hektar pada tahun 2005 hutan hancur. Saat ini hutan asli di Indonesia sekitar 72% telah musnah.
Indonesia tercatat dalam rekor Guinness World Record sebagai penghancur hutan tercepat tahun 2006, dengan tingkat kehancuran 2% setiap tahunnya. Tempat kedua diduduki oleh Zimbabwe sebesar 1,7% per tahun. Lalu tempat ke 3 adalah Myanmar dengan 1,4%. Indonesia menghancurkan hutan seluas 300 lapangan bola per tiap jamnya!
Sepertinya pemerintah perlu berfikir keras untuk mengatasi penghancuran hutan di Indonesia.


Apa sih Global Warming itu?

Global Warming Photo


Mungkin kita sering mendengar istilah GLOBAL WARMING? Hmm.. Apakah kamu tau apa sebenarnya global warming itu?

Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Planet Bumi menghangat dan juga mendingin berkali-kali selama 4,65 Milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuwan dianggap disebabkan oleh aktivitas manusia.

Rata-rata permukaan Bumi sekitar 15oC (59oF). Selama 100 tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6oC(1oF).Para Ilmuwan memperkirakan kenaikan suhu bumi mengalami kenaikan antara 1.4oC - 5.8oC (2.5oF-10oF) pada tahun 2100.


Meningkatnya suhu global tentu saja menimbulkan effek yang dapat mengganggu kesejahteraan manusia. Seperti naiknya permukaan laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim, terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya glester, punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan.

What do You think about this Blog?