Pada dua tahun terakhir ini, di wilayah Arktik Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas sepuluh kali pulau Jawa. Hampir dalam 20 tahun terakhir ini wilayah Arktik mengalami pengurangan es secara terus-menerus, dan mencapai angka 40%. Kenaikan suhu membuat musim panas semakin menyengat dan membuat semakin cepatnya pelelehan es di Arktik. Terus mencairnya lapisan es Kutub Utara dalam 4 tahun terakhir membuat Benua arktik menyusut hingga ke ukuran yang terkecil dalam seabad terakhir. Jika hal ini terus terjadi, sebelum berakhirnya abad ke 21 Kutub Utara akan mengalami musim panas yang sepenuhnya tanpa es.
Iklim adalah hasil dari proses interaksi fisik dan kimiafisik dengan parameter-parameter seperti: suhu, angin, kelembaban, dan pola curah hujan.
Daerah yang berada pada posisi sekitar 23,5o lintang utara - 23,5o lintang selatan merupakan daerah tropis yang mempunyai konsentrasi energi surya yang surplus dari radiasi matahari setiap tahunnya. Dampak yang paling dekat dari pemanasan global adalah keadaan iklim dan cuaca yang ekstrim. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan antara satu tempat dengan yang lainnya dalam waktu relatif singkat.
Komposisi gas rumah kaca juga menjadi salah satu penyebab iklim tidak stabil, karena panas yang dipantulakan kembali oleh permukaan bumi tidak dapat lepas ke luar angkasa terhalang oleh gas-gas di atmosfer dan membuat panas terperangkap di dalam bumi yang memicu naiknya suhu maka terjadilah pemanasan global.
Punahnya Berbagai macam Fauna dan Flora
Bila terjadi kenaikan suhu global rata-rata sebesar 1,5o C -2,5o C, maka 20%-30% spesies tanaman dan hewab akah punah. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena konsentrasi gas C02 yang berlebihan mengancam habitat berbagai macam spesies hewan dan tanaman. Peningkatan suhu juga mempengaruhi pada penyebaran dan reproduksi ikan.
Hewan dan tumbuhan menjadi mahluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global karena kemapuan adaptasinya yang lemah. Spesies khas hutan tropis Indonesia tidak mampu bertahan jika kenaikan suhu mencapai lebih dari 0,50C.
Degradasi Tanah
Degradasi tanah sulit dihindari jika pemanasan terus terjadi. Degradasi tanah kemudian akan menimbulkan kawasan/areal tanah yang tidak mampu menumbuhkan organisme, kemudian berubah menjadi gurun. Hal ini terjadi karena tidak seimbangnya aspek input dan ouput. Input berkaitan dengan perbaikan tanah atau penyuburan dan pemupukan, sedangkan output dikaitkan dengan serapan hara oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara oleh erosi. Degradasi sering terjadi pada tanah-tanah terlantar dan ditunjukkan dengan gejala pertumbuhan tanaman yang kurang baik.
Kenaikan Muka Air Laut
Kecenderungan global kenaikan permukaan laut sekitar 1,8 mm/tahun. Penyebab utama yang sangat diperhitungkan adalah ekspansi termal dari lapisan permukaan laut dan mencairnya glacier. Pemanasan global juga mencairkan lapisan es di kutub, terutama Greenland yang menyebabkan volume air laut meningkat. Tinggi muka laut selama abad 20 telah meningkat 10-25 cm (4-10 inchi) dan diprediksi oleh para ilmuwan IPCC akan terus meningkat 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad 21.
Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6% Belanda dan 17,5% Bangladesh.
Timbulnya berbagai macam Penyakit
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, dll.
Dampak Terhadap Sosial & Ekonomi
Perekonomian
Nilai kerugian materi secara eksak akibat pemanasan global belum dapat ditentukan, karena banyaknya rentetan bencana yang timbuk, dimana disetiap bencana memiliki tingkat kerugian berbeda. Emisi gas Rumah Kaca tidak bisa dilepaskan dari aktivitas ekonomi. Data yang diungkapkan Bank Dunia, emsis karbondikosida (C02) sangat berperan besar dalam menopang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Gangguan Produktivitas Pertanian dan Perimbangan Pangan
Iklim mempengaruhi produksi pangan, oleh karena itu penerapan klimatologi pada pertanian sangat penting mengingat setiap jenis tanaman pada setiap tingkat pertumbuhan memerlukan kondisi iklim yang berbeda. Perubahan iklim dapat mengurangi kesuburan tanah sebesar 2%-8% yang menghasilkan pengurangan proyeksi hasil beras. Perubahan iklim yang berlangsung selama ini terbukti telah berpengaruh langsung pada sektor pertanian, misalnya antara tahun 1980-1990 rata-rata turun 300.000 ton per tahun.
Gangguan Transportasi
Perubahan cuaca merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keselamatan transportasi, khusunya transportasi udara dan laut. Unsur-unsur cuaca yang menentukan dalam transportasi adalah :
- Kabut
- Awan
- Jarak Penglihatan
- Turbulensi udara
- Arah dan Kecepatan Angin
Perubahan Fungsi Lahan
Pemanfaatan ruang yang tidak mengindahkan Rencana Tata Ruang dan Ekosistem pada gilirannya akan berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.
Waw, ternyata efek yang dihasilkan dari global warming dapat mengancam kelangsungan kehidupan di Bumi! Perlu penangan serius untuk mencegah dan membuat bumi kita ini menjadi hunian yang benar-benar aman untuk kita tinggali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar